Minggu, 16 Juni 2013

Gimana sih Sekolah Idamanmu?


Assalamualaikum! Udah pada ndengerin lagu anak-anak diatas? Masih Inget apa udah lupa? Yap! Bis Sekolah ini salah satu lagu kesukaanku waktu aku anak-anak. Gimana dengan kamu? Apa pernah ngoleksi VCD trio kwek-kwek? Ahaha, Jadi inget sama Sekolah.. Kalau di tanya semangat sekolah emang kadang naik turun ya.. Kadang ada surutnya juga ada pasangnya ya..  Kadang males, kadang rajin..




Emang, Jujur aja. Aku sendiri kadang malaaaaas banget buat berangkat sekolah. Apalagi kalau sudah hari sabtu, mata udah lengket aja.. Maklum anak labil. Gimana kalau kita ditanya tentang Sekolah Dambaan kita masing-masing? Gimana cara jawabnya nih. Ini pasti dibagi sama rata dengan banyak aspek yang ada di sekolah kan? Gimana kalau kita mulai aja dari...




Nah, pertanyaannya dimulai dari Guru dulu ya! Gimana sih Bayangan Guru Idamanmu?



Kalau disuruh milih, guru mana yang paling baik, ya guru yang bisa ngertiin murid. Guru yang bisa ngertiin murid itu kayak apa? Guru gaul gitu? Ya, bisa dibilang guru yang ngertiin kalau muridnya lagi suntuk, lagi malas menerima pelajaran ataupun langsung mendeteksi mana muridnya yang lagi sakit dan memaksakan diri ikut pelajaran. Hebat kan? Artinya guru itu nggak perlu memaksakan diri untuk berdedikasi, memaksakan diri untuk terlihat berpotensi, memaksakan diri untuk terlihat berwibawa, tapi guru yang baik itu akan cenderung melakukan hal hal yang baik terhadap anak didiknya karena kesensitivannya melihat tingkah laku dan perilaku anak didiknya. 




Perhatian? Ya, guru yang baik itu perhatian dengan perubahan perubahan kecil tiap harinya. Pernahkah kamu bertemu guru seperti itu? Wah, beruntung sekali kalau jawabannya, Iya.  Aku pernah bertemu sekali dengan guru seperti itu waktu sekolah dasar. Waktu itu Aku sedang lemas sekali. Wajah tertekuk, mengkerut bak baju yang tak disetrika. Tanganku tertelungkup. Perutku rasanya sakit sekali, bak dicakar cakar kucing. Tak kuhiraukan guruku yang tengah memberiku pengarahan persiapan UN. Ya, saat itu aku sudah jadi senior di sekolah dasar. Aku disentuh beliau pelan, “Annisa sakit ya? Sakit perut? Ayo ke UKS aja nduk..” Hal hal kecil inilah yang menurutku harus dimiliki guru. Coba dicheck deh, disekolahmu ada nggak guru kayak gitu?





Peka? Guru yang baik itu peka dengan keinginan anak-anaknya. Guru yang baik akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan anak-anaknya, memang tidak semua. Dipilah dan dipilih tapi setidaknya memberikan jawaban bukanlah hal yang salah kan?  Yah, memang banyak sih tipe guru yang nyebelin di awal dan kita baru sadar kalau beliau baik di akhir. Tapi ada juga guru yang awal dan akhirnya nyebelin. Itu tuh  guru yang bakalan dibenci dan nilai pelajarannya juga pasti kecil kecil!

Terus, Gimana dengan fasilitas dan lingkungan sekolah dambaanmu?




Jujur ya, dari sekolah dasar sampai sekarang, Alhamdulilah sekolah yang aku pilih menyediakan tempat dan fasilitas yang cukup memadai. Kalau disuruh milih, memang fasilitas itu nggak ada habisnya. Bayangkan bak teknologi, fasilitas lingkungan sekolah juga pasti berkembang. Dari komputer, internet dan design lingkungan kebun sekolah juga pasti macam macam jenisnya.  Kalau kita minta yang lebih terus jadi kesannya kita kita sebagai pelajar itu kurang bersyukur kan? Aha, sebenarnya bukan kurang bersyukur jawabannya, tapi mencari jawaban ke arah perbaikan. Betul kan? Ehe, modus banget ya.. 












Ya Allah pengen banget perpus kayak gini! Kayak di RM lho!!

Menurut pandanganku fasilitas yang wajib ada di sekolah dambaanku itu selain yang ‘wajib’ ada seperti UKS, Perpustakaan yang lengkap, Inget, lengkapnya dari koleksi-koleksi pribadi sekolah lho! Fotocopy Stall, Sanitasi, Food Court atau kantin yang sehat, Laboratorium dari komputer, kimia, biologi, bahkan bahasa, juga harus ada. Ini hal yang penting dan menyangkut dengan Kegiatan Belajar Mengajar. 





Sekolah dambaanku setidaknya punya ruang diskusi siswa, misalnya ada acara rapat organisasi, difasilitasi dengan ruangan tsb, juga gedung seni dan aksi siswa misalnya ada pelajaran kesenian, baik melukis, membuat patung, praktek seni tarik suara atau penggunaan alat musik, kita bisa menggunakan ruangan itu. Kita juga bebas menggunakannya untuk kegiatan ekskul musik atau tari, serta teather. Wah kayaknya asyik banget kalau itu kejadian. 






Mungkin juga ada gallery hasil seni para siswa, Wifi yang lancar, dan tak lupa Ruang Konsul BK yang nyaman. Apalagi kalau kita kita lagi galau menentukan jurusan IPA, IPS atau BAHASA (Eh sekarang masih ada nggak sih?) Siswa nggak bakalan salah menentukan pilihan masing masing. Siswa dengan sendirinya datang ke ruang BK tanpa malu dan ragu. Nggak kayak sekarang, kayaknya siswa itu datangnya kalau pas mau penjurusan kuliah ya? Entahlah.. Ah hampir lupa. Sekolah dambaanku harus ada gelanggang olahraga agar para siswanya tetap sehat! Selain itu juga ada daerah praktik lapangan tanam menanamnya, sehingga sekolah tetap rimbun dengan tanaman. Juga ada hiburan dengan setiap siaran siang saat istirahat diiringi lagu lagu bak radio. Keren nggak sih.. 




Pertanyaan selanjutnya adalah, Gimana Hubungan Guru dan Orang Tua di Sekolah Dambaanmu?




Baik? Kayaknya belum cukup deh kalau hubungan guru sama orang tua ini Cuma sampai di taraf baik. Harus meraih taraf “Solid” dong! Ya! Solid itu gimana sih nis? Solid? Solid itu menurut nisa condong ke definisi padat. Gimana sih benda padat itu? Molekulnya erat kaitannya kan satu sama lain? Nggak mengalir dan terpecah belah ke mana-mana. Ya tetep disitu aja. Erat! Ya, solid itu dekat yang melekat. Antara orang tua dan guru terjalin kerjasama yang solid. Entah nantinya kita sebagai murid berprestasi atau malah terjangkit sama hal hal yang buruk, Eh jangan sampai ya! Yah, kalaupun itu semua terjadi, Guru kita, terutama Wali Kelas akan langsung menghubungi orang tua. Semua itu terjadi kayak siklus. Tapi Kuncinya yaitu tadi, solid. Coba aja kalau guru kita gengsian, beliau bakalan nggak deket sama wali muridnya sendiri. Jadi orang tua kita nggak bakalan tahu apa yang sebenarnya terjadi di sekolah dan pada diri kita.



 Point selanjutnya yaitu “Dekat”. Dekat itu gimana to? Ini mbicarain soal jarak ta nis? Ups. Bukan.. Dekat itu menurut nisa condong ke arti dekat di hati. Jadi Antara Guru kita sama orang tua siswa alias kita kita ini, terjalin rasa percaya, Percaya akan statement masing-masing di tiap diskusinya. Kalau nggak ada rasa percaya mana bisa jalan suatu hubungan yang baik? Jangan sampai antara orang tua kita sama wali kelas kita kisruh. Ntar kita kita malah jadi korbannya...


Nah, setelah itu, Gimana dengan mata pelajarannya?



Di sekolah Dambaanku, mata pelajaran itu bisa dipilih sendiri. Pengennya ini bisa di praktekkan di Indonesia. Soalnya waktu Kakak Sepupuku sekolah di Australia, dia bilang kalau disana bisa milih sendiri mata pelajaran yang bakalan diambil, Asyik bukan? Jadi kita nggak perlu merasa terpaksa untuk belajar Kimia kalau kita nggak suka, Kita nggak usah ngambil mata pelajaran itu di semester awal. Kita bisa dengan sesuka hati memilih pelajaran yang kita percaya bisa dan mampu kita kerjakan.


\


Siswa bakalan lebih fokus, nggak kayak sekarang, kita harus ‘memakan habis’ semua mata pelajaran yang di UN kan di Indonesia. Kita harus meraih nilai diatas SKM untuk mendapatkan ijazah berstempel lulus. Nggak gitu juga sih menurutku standarisasi sebuah sekolah idaman, sekolah idaman memberikan pilihan mata pelajaran sesuai minat dan bakat anak didiknya, Semua ada di tangan kita, siswa dan siswi yang akan belajar nantinya.

Kalau Tugas sama Peernya Gimana sih yang kamu bayangin?



Pasti kalau anak zaman sekarang, males banget ngerjain yang namanya PEER. PEkerjaan bERsama ya kalau sekarang? Ya, kebanyakan memang siswa siswi yang ‘malas’ pasti ngerjainnya sama-sama di sekolah pas mau ngumpulin, tapi ada juga segelintir dikerjain guru les nya di rumah. What? Kok bisa? 




Yah itulah fakta yang ada sekarang. Bahkan ada yang ngerjain di sekolah dengan mencontoh pekerjaan temannya di sekolah. Contoh yang buruk? Bener. Kadang gurunya memang keterlaluan sih, ngasih soal berjibun disuruh ngumpulin besok. Pulang sekolah jam 1 siang, makan siang, shalat terus istirahat sebentar alias tidur mungkin jam 4 baru bangun lalu les sore. Setelah les sore dilanjut les malam. Kayaknya nggak ada waktu buat ngerjain lagi buat peer kalau sudah kayak gitu jadwalnya. 




Nah kalau ditanya sekolah dambaanku itu kayak apa, mungkin Tugas dan Pekerjaan Rumah itu dikirim via email atau website khusus tugas aja. Biar lebih asyik kita juga bisa ngerjainnya bareng bareng alias kelompokan gitu. Jadi secara nggak langsung, Guru juga mempengaruhi tingkat sosialisasi siswa dalam kegiatan tugas kelompok. Agar kita kita sebagai siswa nggak merasa berat, Kita juga diberi pilihan untuk memilih macam tugas yang bakalan kita ambil, jadi ada option A-D mungkin, dalam kelompok kecil kita bisa memilih tugas apa yang akan kita kerjakan. Intinya dalam tugas itu terdapat kata ‘ASYIK’ buat dikerjain.


Nah, Gimana dengan Hubungan Antar Siswanya?




Ini nih masalah psikologi, dibutuhkan hubungan yang sehat dengan pengawasan yang tepat. Antara siswa sama guru BK utamanya harus ada komunikasi. Gimana guru bisa tahu kalau kita ada masalah? Sekolah Idaman itu hubungan antar siswanya ‘sehat’ dan ‘bersih’. Sehat dari segala penyakit psikologis, dan Bersih dari Pergaulan Bebas bahkan Narkoba dan Bullying. 








Gimana kita bisa belajar dengan tenang kalau sekolah bahkan punya ‘musuh dalam selimut’ ? atau bahkan guru guru kita yang malah memojokkan kita? Jadi sama aja, antara guru-guru, siswa-siswa, guru-siswa juga harus membina hubungan yang baik alias mutualisme agar hasilnya jadi baik pula. Bagaimana bisa kegiatan belajar mengajar berjalan baik apabila siswanya memendam masalah?


Setelah kita kupas semua aspek, nih tinggal cara kelulusan. Gimana cara kelulusan di sekolah dambaanmu?





Lulus? Gimana caranya siswa siswi lulus? Kalau sekarang kan kita harus melewati banyak ujian berpaket UN, UAS, Ujian Praktek dan lain lain.. Kalau Sekolah Idaman menurutku, Kita nggak usah pakai ujian yang berstandart terlalu tinggi-tinggi, Jangan hanya mau menuruti gengsi ke standar nilai negara tetangga lah, belum tentu kita bisa melakukannya dengan ekspres dan cepat. Kita hanya butuh standart penilaian yang ‘tepat’! 






Standart penilaian yang menurut negara lain hebat, belum tentu tepat untuk siswa, pak! Ya, kita ini punya minat yang berbeda di setiap individu, ada yang suka menulis, membaca, menghitung matematika, uji praktek larutan kimia, bahkan ada yang hidupnya di seputar komputer. Kita sebagai siswa, bebas memilih mata ujian mana yang akan kita tempuh. Tapi tetap ada satu ujian yang wajib siswa siswi lewati dan kerjakan untuk menyamaratakan level, atau strata. 

The last, Apa aja sih harapanmu buat pendidikan di Indonesia kedepannya?



Harapan? Banyak dong kalau ditanya harapan. Semakin baik? Pastinya. Kita sebagai murid pasti menginginkan yang terbaik buat kita kita dan tentunya generasi penerus kita. Harapanku, Cobalah buka mata Indonesia. Kita itu belajar lebih banyak daripada murid dari negara lain, Kita diberi mata pelajaran yang lebih luas, namun lebih ‘umum’. Kita butuh yang lebih ‘fokus’! 



Dengan fokus, kita bisa menentukan apa yang akan kita kejar nantinya. Kita harus lebih fokus dalam menata cita-cita kita, agar pendidikan kita lebih tepat guna nantinya. Selain itu mudah-mudahan lebih banyak guru dan murid yang bisa saling berkomunikasi satu sama lain agar dapat mencapai cita cita yang di idam-idamkan. Setidaknya lebih banyak guru lagi yang ‘perhatian’ dan lebih banyak murid lagi yang ‘berani’ dalam menyuarakan isi hatinya. Kita butuh komunikasi yang baik bukan? Jangan sampai kita saling menutup diri dari ajakan ke arah kebaikan..




Terus, Gimana harapanmu? Suarakan di lomba ini juga! Ayo bareng bareng ikutan lomba ini, setidaknya biar kita bisa menyuarakan dengan karya dan kreatifitas, Gimana sih Sekolah Idaman menurut kita kita sebagai murid?


Posting kali Ini diikutsertakan dalam Lomba Blog dibawah ini

1 komentar: