Selasa, 11 September 2012

Suatu Sore di Madinah

Jember, Indonesia.


Desember 2011
Mengurus paspor bersama keluarga membuatku harus keluar dari jam efektif di sekolah. Ini yang membuatku berat hati untuk memutuskan ikut keluar negeri bersama keluarga. Membuatku pusing!

Januari 2012
Waktu seakan berlalu begitu cepat. Tak terasa Januari 2012 sudah menjabat tanganku dengan erat. Rencananya Februari nanti, Aku dan keluargaku berangkat ke Arab Saudi guna menjalankan ibadah umroh bersama. Ingat, ini hanya karena ambisi mama semata. Entahlah apa yang dipikirkan beliau... Pasti merepotkan dan menghabiskan waktu disana akan menjadi hari-hari yang membosankan.


"Kamu mau umroh ya? Selamat ya! Jadi Bu Haji deh!"

Aku melengos dan tersenyum tipis. Dikiranya sepulang aku umroh, aku bisa berubah? Berubah atau enggak itu kan terserah aku!


Jujur. Umroh kali ini membuatku rada kalang kabut. Mana kala bertepatan dengan waktu penjurusan. Aku sudah dibuat sibuk bersamaan dengan event organisasiku yang terpaksa kutinggalkan. Sempat aku menggerutu pada mama, Aku ingin absent saja pada acara keluarga kali ini. Tapi nampaknya.. Tidak bisa.


Februari 2012

Surabaya, Indonesia.

Masih tetap dengan perut sakit, menunggu pemberangkatan. Wajahku sudah kupasang cemberut dari tadi malam, namun mama masih belum juga sadar, bahwa perutku mulas.
Mama sibuk meladeni adik bungsuku yang rewel. Satu keluarga kompak rewel semua pada hari pemberangkatan.

Hongkong

Kali ini, aku menyesal karena tidak membawa blazer hitamku. Sungguh keputusan yang bodoh jika membeli barang di free duty bandara...

King Abdul Aziz, Saudi Arabia.

Angin berhembus kencang. Semesta sudah menyiapkan suasana yang gersang untuk menerimaku? Aku bertanya tanya sendiri sembari memegangi pegangan besi di atas bis. Berdesak-desakan dengan satu kloter grup umrohku membuat aku pusing dan jetlag sejenak. Perjalanan panjangku belum selesai sampai disini.

Aku harus menaiki bis sampai ke Madinah. Tour guideku berkoar koar, Madinah Al Munawarrah adalah tempat yang paling dicintai oleh Rasullullah. Benarkah? Aku kembali memandangi pemandangan kiri dan kanan ku yang penuh dengan batu-batu dan gundukan pasir.

Pekarangan Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi.

Aku berlari cepat mengejar waktu shalat. Mama sedikit mengeluh karena tempat sudah ramai benar. Akhirnya kami terpaksa shalat di pekarangan Masjid Nabawi.

Mataku bersirobok dengan sosok perempuan besar berkulit putih yang sedang berdzikir di dekat tembok pagar masjid. Beliau dengan tenang dan memejamkan mata berdzikir komat-kamit. Selang kemudian, Aku melayangkan sepandang mata, Subhanallah.. Banyak orang berkursi roda yang tetap semangat shalat dan berdzikir sambil menangis. Aku langsung menangis sesegukan. Kenapa pemikiranku malah begini?

Aku bersyukur bisa ke Tanah Haram bersama keluargaku. Aku bersyukur bisa shalat disini dengan keluarga lengkap.. Masih dengan Mama dan Bapak disampingku. Aku bersyukur bisa memanjatkan semua doaku di Masjidil Nabawi kali ini....


Suatu Sore dengan pemandangan sungguh menakjubkan.
Tertanda, ANPS
Tolong jangan di copy-paste ya...
Soalnya ini pengalaman asli dari dua kelinci...

  “Tulisan ini diikutsertakan padaMonilando’s First Giveaway 



2 komentar:

  1. alhamdulillah mba bisa ke tanah suci ya.. saya pengen banget bisa ke sana suatu hari nanti... semoga T.T

    Makasih banyak ya partisipasinya, salam kenal Annisa :)

    BalasHapus
  2. Alhamdulilah mbak monik.. ehehe tapi saya jgn dipanggil mbak, masih terlalu muda.. hehehe

    amiin.. semoga bisa menyusul ya.. kalo bisa, kita ketemu disana aja! :D

    BalasHapus