Penjaga Stand Minuman
karya : Annisa Nurul PS
Malam itu aku tidak akan bisa tidur. Bukan apa. Aku tengah menjaga
stand minuman di kamp kesehatan di Pasar Abang. Malam itu juga, gejolak api
merengut semua mimpi. Ya. Mimpi-mimpi mereka, warga Pasar Abang.
Aku bisa melihat ratapan seorang ibu yang tengah mencari
anaknya di kerumunan korban yang histeris pula berteriak teriak mencari sanak
saudaranya. Aku juga bisa melihat seorang anak menjerit kesakitan karena
tangannya terkena jilatan api. Juga ada nenek yang digotong oleh beberapa
pemuda karena pingsan melihat rumahnya hilang ditelan api. Aku masih saja sibuk
mengaduk kopi dan melihat disekelilingku.
Terdengar sirene ambulans yang memekakkan telinga. Dokter
yang memesan kopi tadi berkata bahwa ada seorang ibu yang tengah hamil besar
kolaps dan butuh penanganan lebih lanjut. Aku hanya termangu.
Kulihat di seberang jalan, ada seorang kakek menimang
seorang bayi, katanya dia menemukan bayi itu di pojokan jalan. Kata kakek yang
mengaku menjadi saksi itu, dia melihat seorang ibu muda berteriak histeris dan
meraung raung kemudian meninggalkan anaknya sendirian dan masuk ke dalam
kobaran api. Ingin menyusul suaminya. Aku jadi teringat ibuku yang telah tiada.
Nasib anak itu akan sama seperti nasibku.
Aku juga mendengar bisik bisik ibu ibu yang memesan mie
instant cup padaku, bahwa mereka tahu siapa pelakunya. Katanya ada seorang
dalang di balik musibah ini. Ini ada hubungannya dengan tanah mereka yang tidak
mau mereka jual ke mandor apartemen. Aku mendongak ke atas, oh mungkin banner
penolakan apartemen ini alasan mereka menggunjing sampai kesana.
Aku tertegun di adukkan terakhirku. Kali ini aku tengah
berpikir keras. Apa yang harus kukorbankan kembali untuk menebus rasa sakit
ini? Apa yang harus kulakukan lagi untuk memperjuangkan keadilan bagi Ibuku? Apakah
yang harus kulakukan untuk membalas semua pengorbanan ibuku yang mereka tuduh
sebagai wanita jalang dan membunuh ibuku secara perlahan? Haruskah aku
memasukkan bubuk racun ke galon air mineral ini agar mereka mati seperti ibuku
mati?
Wah yang terakhir pake racun... Seremmm :D
BalasHapus