Assalamualaikum! Udah pada ndengerin lagu anak-anak diatas? Masih Inget apa udah lupa? Yap! Bis Sekolah ini salah satu lagu kesukaanku waktu aku anak-anak. Gimana dengan kamu? Apa pernah ngoleksi VCD trio kwek-kwek? Ahaha, Jadi inget sama Sekolah.. Kalau di tanya semangat sekolah emang kadang naik turun ya.. Kadang ada surutnya juga ada pasangnya ya.. Kadang males, kadang rajin..
Emang, Jujur aja. Aku sendiri kadang malaaaaas banget buat berangkat sekolah. Apalagi kalau sudah hari sabtu, mata udah lengket aja.. Maklum anak labil. Gimana kalau kita ditanya tentang Sekolah Dambaan kita masing-masing? Gimana cara jawabnya nih. Ini pasti dibagi sama rata dengan banyak aspek yang ada di sekolah kan? Gimana kalau kita mulai aja dari...
Nah, pertanyaannya dimulai dari Guru dulu ya! Gimana sih Bayangan Guru Idamanmu?
Kalau disuruh milih, guru mana yang paling baik, ya guru
yang bisa ngertiin murid. Guru yang bisa ngertiin murid itu kayak apa? Guru
gaul gitu? Ya, bisa dibilang guru yang ngertiin kalau muridnya lagi suntuk,
lagi malas menerima pelajaran ataupun langsung mendeteksi mana muridnya yang
lagi sakit dan memaksakan diri ikut pelajaran. Hebat kan? Artinya guru itu
nggak perlu memaksakan diri untuk berdedikasi, memaksakan diri untuk terlihat
berpotensi, memaksakan diri untuk terlihat berwibawa, tapi guru yang baik itu
akan cenderung melakukan hal hal yang baik terhadap anak didiknya karena
kesensitivannya melihat tingkah laku dan perilaku anak didiknya.
Perhatian? Ya,
guru yang baik itu perhatian dengan perubahan perubahan kecil tiap harinya.
Pernahkah kamu bertemu guru seperti itu? Wah, beruntung sekali kalau
jawabannya, Iya. Aku pernah bertemu
sekali dengan guru seperti itu waktu sekolah dasar. Waktu itu Aku sedang lemas
sekali. Wajah tertekuk, mengkerut bak baju yang tak disetrika. Tanganku
tertelungkup. Perutku rasanya sakit sekali, bak dicakar cakar kucing. Tak
kuhiraukan guruku yang tengah memberiku pengarahan persiapan UN. Ya, saat itu
aku sudah jadi senior di sekolah dasar. Aku disentuh beliau pelan, “Annisa
sakit ya? Sakit perut? Ayo ke UKS aja nduk..” Hal hal kecil inilah yang
menurutku harus dimiliki guru. Coba dicheck deh, disekolahmu ada nggak guru kayak gitu?
Peka? Guru yang baik itu peka dengan keinginan
anak-anaknya. Guru yang baik akan menjawab semua pertanyaan yang diajukan
anak-anaknya, memang tidak semua. Dipilah dan dipilih tapi setidaknya
memberikan jawaban bukanlah hal yang salah kan?
Yah, memang banyak sih tipe guru yang nyebelin di awal dan kita baru
sadar kalau beliau baik di akhir. Tapi ada juga guru yang awal dan akhirnya
nyebelin. Itu tuh guru yang bakalan
dibenci dan nilai pelajarannya juga pasti kecil kecil!
Terus, Gimana dengan fasilitas dan lingkungan sekolah dambaanmu?
Jujur ya, dari sekolah dasar sampai sekarang, Alhamdulilah
sekolah yang aku pilih menyediakan tempat dan fasilitas yang cukup memadai.
Kalau disuruh milih, memang fasilitas itu nggak ada habisnya. Bayangkan bak
teknologi, fasilitas lingkungan sekolah juga pasti berkembang. Dari komputer,
internet dan design lingkungan kebun sekolah juga pasti macam macam jenisnya. Kalau kita minta yang lebih terus jadi
kesannya kita kita sebagai pelajar itu kurang bersyukur kan? Aha, sebenarnya
bukan kurang bersyukur jawabannya, tapi mencari jawaban ke arah perbaikan.
Betul kan? Ehe, modus banget ya..
Ya Allah pengen banget perpus kayak gini! Kayak di RM lho!! |
Menurut pandanganku fasilitas yang wajib ada
di sekolah dambaanku itu selain yang ‘wajib’ ada seperti UKS, Perpustakaan yang
lengkap, Inget, lengkapnya dari koleksi-koleksi pribadi sekolah lho! Fotocopy
Stall, Sanitasi, Food Court atau kantin yang sehat, Laboratorium dari komputer,
kimia, biologi, bahkan bahasa, juga harus ada. Ini hal yang penting dan menyangkut dengan Kegiatan Belajar Mengajar.
Sekolah dambaanku setidaknya
punya ruang diskusi siswa, misalnya ada acara rapat organisasi, difasilitasi
dengan ruangan tsb, juga gedung seni dan aksi siswa misalnya ada pelajaran
kesenian, baik melukis, membuat patung, praktek seni tarik suara atau
penggunaan alat musik, kita bisa menggunakan ruangan itu. Kita juga bebas
menggunakannya untuk kegiatan ekskul musik atau tari, serta teather. Wah
kayaknya asyik banget kalau itu kejadian.
Mungkin juga ada gallery hasil seni
para siswa, Wifi yang lancar, dan tak lupa Ruang Konsul BK yang nyaman. Apalagi
kalau kita kita lagi galau menentukan jurusan IPA, IPS atau BAHASA (Eh sekarang
masih ada nggak sih?) Siswa nggak bakalan salah menentukan pilihan masing
masing. Siswa dengan sendirinya datang ke ruang BK tanpa malu dan ragu. Nggak
kayak sekarang, kayaknya siswa itu datangnya kalau pas mau penjurusan kuliah
ya? Entahlah.. Ah hampir lupa. Sekolah dambaanku harus ada gelanggang olahraga
agar para siswanya tetap sehat! Selain itu juga ada daerah praktik lapangan
tanam menanamnya, sehingga sekolah tetap rimbun dengan tanaman. Juga ada
hiburan dengan setiap siaran siang saat istirahat diiringi lagu lagu bak radio.
Keren nggak sih..
Pertanyaan selanjutnya adalah, Gimana Hubungan Guru dan Orang Tua di Sekolah Dambaanmu?
Baik? Kayaknya belum cukup deh kalau hubungan guru sama
orang tua ini Cuma sampai di taraf baik. Harus meraih taraf “Solid” dong! Ya!
Solid itu gimana sih nis? Solid? Solid itu menurut nisa condong ke definisi
padat. Gimana sih benda padat itu? Molekulnya erat kaitannya kan satu sama
lain? Nggak mengalir dan terpecah belah ke mana-mana. Ya tetep disitu aja.
Erat! Ya, solid itu dekat yang melekat. Antara orang tua dan guru terjalin
kerjasama yang solid. Entah nantinya kita sebagai murid berprestasi atau malah
terjangkit sama hal hal yang buruk, Eh jangan sampai ya! Yah, kalaupun itu
semua terjadi, Guru kita, terutama Wali Kelas akan langsung menghubungi orang
tua. Semua itu terjadi kayak siklus. Tapi Kuncinya yaitu tadi, solid. Coba aja
kalau guru kita gengsian, beliau bakalan nggak deket sama wali muridnya sendiri.
Jadi orang tua kita nggak bakalan tahu apa yang sebenarnya terjadi di sekolah
dan pada diri kita.
Point selanjutnya yaitu “Dekat”. Dekat itu gimana to? Ini
mbicarain soal jarak ta nis? Ups. Bukan.. Dekat itu menurut nisa condong ke
arti dekat di hati. Jadi Antara Guru kita sama orang tua siswa alias kita kita
ini, terjalin rasa percaya, Percaya akan statement masing-masing di tiap
diskusinya. Kalau nggak ada rasa percaya mana bisa jalan suatu hubungan yang
baik? Jangan sampai antara orang tua kita sama wali kelas kita kisruh. Ntar
kita kita malah jadi korbannya...
Nah, setelah itu, Gimana dengan mata pelajarannya?
Di sekolah Dambaanku, mata pelajaran itu bisa dipilih
sendiri. Pengennya ini bisa di praktekkan di Indonesia. Soalnya waktu Kakak
Sepupuku sekolah di Australia, dia bilang kalau disana bisa milih sendiri mata
pelajaran yang bakalan diambil, Asyik bukan? Jadi kita nggak perlu merasa
terpaksa untuk belajar Kimia kalau kita nggak suka, Kita nggak usah ngambil
mata pelajaran itu di semester awal. Kita bisa dengan sesuka hati memilih pelajaran yang kita percaya bisa dan mampu kita kerjakan.
Siswa bakalan lebih fokus,
nggak kayak sekarang, kita harus ‘memakan habis’ semua mata pelajaran yang di UN
kan di Indonesia. Kita harus meraih nilai diatas SKM untuk mendapatkan ijazah
berstempel lulus. Nggak gitu juga sih menurutku standarisasi sebuah sekolah
idaman, sekolah idaman memberikan pilihan mata pelajaran sesuai minat dan bakat
anak didiknya, Semua ada di tangan kita, siswa dan siswi yang akan belajar
nantinya.
Kalau Tugas sama Peernya Gimana sih yang kamu bayangin?
Pasti kalau anak zaman sekarang, males banget ngerjain yang
namanya PEER. PEkerjaan bERsama ya kalau sekarang? Ya, kebanyakan memang siswa
siswi yang ‘malas’ pasti ngerjainnya sama-sama di sekolah pas mau ngumpulin,
tapi ada juga segelintir dikerjain guru les nya di rumah. What? Kok bisa?
Yah
itulah fakta yang ada sekarang. Bahkan ada yang ngerjain di sekolah dengan
mencontoh pekerjaan temannya di sekolah. Contoh yang buruk? Bener. Kadang
gurunya memang keterlaluan sih, ngasih soal berjibun disuruh ngumpulin besok.
Pulang sekolah jam 1 siang, makan siang, shalat terus istirahat sebentar alias
tidur mungkin jam 4 baru bangun lalu les sore. Setelah les sore dilanjut les
malam. Kayaknya nggak ada waktu buat ngerjain lagi buat peer kalau sudah kayak
gitu jadwalnya.
Nah kalau ditanya sekolah dambaanku itu kayak apa, mungkin
Tugas dan Pekerjaan Rumah itu dikirim via email atau website khusus tugas aja.
Biar lebih asyik kita juga bisa ngerjainnya bareng bareng alias kelompokan
gitu. Jadi secara nggak langsung, Guru juga mempengaruhi tingkat sosialisasi
siswa dalam kegiatan tugas kelompok. Agar kita kita sebagai siswa nggak merasa
berat, Kita juga diberi pilihan untuk memilih macam tugas yang bakalan kita
ambil, jadi ada option A-D mungkin, dalam kelompok kecil kita bisa memilih
tugas apa yang akan kita kerjakan. Intinya dalam tugas itu terdapat kata ‘ASYIK’
buat dikerjain.
Nah, Gimana dengan Hubungan Antar Siswanya?
Ini nih masalah psikologi, dibutuhkan hubungan yang sehat
dengan pengawasan yang tepat. Antara siswa sama guru BK utamanya harus ada
komunikasi. Gimana guru bisa tahu kalau kita ada masalah? Sekolah Idaman itu
hubungan antar siswanya ‘sehat’ dan ‘bersih’. Sehat dari segala penyakit
psikologis, dan Bersih dari Pergaulan Bebas bahkan Narkoba dan Bullying.
Gimana
kita bisa belajar dengan tenang kalau sekolah bahkan punya ‘musuh dalam selimut’
? atau bahkan guru guru kita yang malah memojokkan kita? Jadi sama aja, antara
guru-guru, siswa-siswa, guru-siswa juga harus membina hubungan yang baik alias
mutualisme agar hasilnya jadi baik pula. Bagaimana bisa kegiatan belajar
mengajar berjalan baik apabila siswanya memendam masalah?
Setelah kita kupas semua aspek, nih tinggal cara kelulusan. Gimana cara kelulusan di sekolah dambaanmu?
Lulus? Gimana caranya siswa siswi lulus? Kalau sekarang kan
kita harus melewati banyak ujian berpaket UN, UAS, Ujian Praktek dan lain
lain.. Kalau Sekolah Idaman menurutku, Kita nggak usah pakai ujian yang
berstandart terlalu tinggi-tinggi, Jangan hanya mau menuruti gengsi ke standar
nilai negara tetangga lah, belum tentu kita bisa melakukannya dengan ekspres
dan cepat. Kita hanya butuh standart penilaian yang ‘tepat’!
Standart penilaian
yang menurut negara lain hebat, belum tentu tepat untuk siswa, pak! Ya, kita
ini punya minat yang berbeda di setiap individu, ada yang suka menulis,
membaca, menghitung matematika, uji praktek larutan kimia, bahkan ada yang
hidupnya di seputar komputer. Kita sebagai siswa, bebas memilih mata ujian mana
yang akan kita tempuh. Tapi tetap ada satu ujian yang wajib siswa siswi lewati
dan kerjakan untuk menyamaratakan level, atau strata.
The last, Apa aja sih harapanmu buat pendidikan di Indonesia kedepannya?
Harapan? Banyak dong kalau ditanya harapan. Semakin
baik? Pastinya. Kita sebagai murid pasti menginginkan yang terbaik buat kita
kita dan tentunya generasi penerus kita. Harapanku, Cobalah buka mata
Indonesia. Kita itu belajar lebih banyak daripada murid dari negara lain, Kita
diberi mata pelajaran yang lebih luas, namun lebih ‘umum’. Kita butuh yang
lebih ‘fokus’!
Dengan fokus, kita bisa menentukan apa yang akan kita kejar
nantinya. Kita harus lebih fokus dalam menata cita-cita kita, agar pendidikan
kita lebih tepat guna nantinya. Selain itu mudah-mudahan lebih banyak guru dan
murid yang bisa saling berkomunikasi satu sama lain agar dapat mencapai cita
cita yang di idam-idamkan. Setidaknya lebih banyak guru lagi yang ‘perhatian’
dan lebih banyak murid lagi yang ‘berani’ dalam menyuarakan isi hatinya. Kita
butuh komunikasi yang baik bukan? Jangan sampai kita saling menutup diri dari
ajakan ke arah kebaikan..
Terus, Gimana harapanmu? Suarakan di lomba ini juga!
Ayo bareng bareng ikutan lomba ini, setidaknya biar kita bisa menyuarakan dengan karya dan kreatifitas,
Gimana sih Sekolah Idaman menurut kita kita sebagai murid?
Posting kali Ini diikutsertakan dalam Lomba Blog dibawah ini
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus